Minggu, 10 Mei 2015

Pokok penting 2 samuel 4-8


2 samuel 8:3,4.
Sewaktu mengadakan aksi militer, orang Israel memotong urat kaki kuda-kuda musuh mereka;. (Yos 11:6, 9; 2Sam 8:3, 4; 1Taw 18:3, 4) Ini adalah metode yang paling sederhana untuk menyingkirkan kuda-kuda dari pertempuran, dan setelah dibuat cacat dengan cara ini, kuda-kuda itu tentu dibunuh, dimusnahkan bersama kereta-kereta perang. Dengan tidak merebut kuda-kuda musuh dan kemudian menggunakannya untuk pertempuran, orang Israel dapat terlindung dari jerat mengandalkan kuda-kuda sebaliknya dari mengandalkan Yehuwa untuk mendapatkan perlindungan.


2 samuel 5:5
. Pusat pemerintahan Raja Saul adalah di Gibeah di daerah Benyamin. Ibu kota Raja Daud mula-mula adalah Hebron di Yehuda, sekitar 30 km di sebelah selatan barat-daya Yerusalem. Setelah memerintah di sana selama tujuh setengah tahun (2Sam 5:5), ia memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke Yerusalem. Ini sesuai dengan pengarahan Allah (2Taw 6:4-6), sebab beberapa abad sebelumnya, Yehuwa telah berbicara tentang ’tempat yang akan Ia pilih untuk menegakkan nama-Nya’.—Ul 12:5; 26:2; bdk. 2Taw 7:12.


5:12. ( Daud pun mengetahui bahwa Yehuwa telah menetapkan dia dengan kokoh sebagai raja atas Israel dan bahwa ia telah meninggikan kerajaannya demi umatnya, Israel.)

pelajaran bagi kita:
 Kita hendaknya tidak pernah lupa bahwa Yehuwa telah mendidik kita dalam jalan-jalan-Nya dan memungkinkan kita menjalin hubungan baik dengan-Nya.

6:1-7. (

6 1Lalu Daud mengumpulkan lagi semua pria pilihan di Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya. 2 Kemudian Daud dan semua orang yang menyertai dia bangkit dan pergi ke Baale-yehuda untuk membawa dari sana tabut Allah yang benar, yang disebut dengan sebuah nama, yaitu nama Yehuwa yang berbala tentara, yang duduk di atas kerub-kerub. 3 Tetapi, mereka menyuruh agar tabut Allah yang benar itu dinaikkan ke atas sebuah pedati baru, sehingga mereka dapat mengusungnya dari rumah keluarga Abinadab, yang terletak di atas bukit; lalu Uzza serta Ahio, putra-putra Abinadab, menuntun pedati baru itu.
4 Demikianlah mereka membawanya dari rumah Abinadab, yang terletak di atas bukit—dengan tabut Allah yang benar; dan Ahio berjalan di depan Tabut. 5 Daud dan seluruh keturunan Israel merayakan peristiwa itu di hadapan Yehuwa dengan berbagai jenis alat dari kayu juniper, harpa, alat musik bersenar, rebana, kelentung, dan simbal. 6 Akhirnya mereka tiba di lantai pengirikan Nakon, dan Uzza mengulurkan tangannya dan memegang tabut Allah yang benar, karena lembu-lembu itu hampir membuatnya terguling. 7 Maka berkobarlah kemarahan Yehuwa terhadap Uzza dan Allah yang benar membunuhnya di sana karena tindakan yang tidak hormat itu, sehingga ia mati di sana dekat tabut Allah yang benar.
)

Pelajaran bagi kita :

Walaupun Daud berniat baik, upayanya untuk memindahkan Tabut dengan pedati bertentangan dengan perintah Allah dan berakhir dengan kegagalan. (Keluaran 25:13, 14; Bilangan 4:15, 19; 7:7-9) Tindakan Uzza memegang Tabut juga memperlihatkan bahwa niat baik tidak mengubah apa yang Allah tuntut.

6:8, 9. (8 Lalu Daud menjadi marah karena Yehuwa telah menghantam Uzza dengan tiba-tiba, dan tempat itu disebut Perez-uzza sampai hari ini. 9 Pada hari itu Daud menjadi takut kepada Yehuwa dan mengatakan, ”Bagaimana tabut Yehuwa akan sampai kepadaku?”)

Pelajaran bagi kita :

Dalam situasi yang penuh cobaan, Daud pertama-tama marah, lalu takut—kemungkinan bahkan mempersalahkan Yehuwa atas tragedi itu. Kita harus berhati-hati agar tidak mempersalahkan Yehuwa atas problem yang muncul karena kita mengabaikan perintah-Nya.



7:18, 22, 23, 26. (18 Lalu Raja Daud masuk dan duduk di hadapan Yehuwa dan mengatakan, ”Siapakah aku, oh, Tuan Yang Berdaulat Yehuwa? Dan siapakah keluargaku sehingga engkau membawa aku sejauh ini? )


pelajaran buat kita:

Kerendahan hati Daud, pengabdiannya yang eksklusif kepada Yehuwa, dan minatnya untuk meninggikan nama Allah adalah sifat-sifat yang harus kita tiru.




8:2. (2 Selanjutnya ia memukul kalah orang Moab, lalu menyuruh mereka berbaring di tanah dan mengukur mereka dengan tali; untuk mereka yang akan dibunuh ia mengukur dua kali panjang tali, dan satu panjang tali penuh untuk mereka yang akan dibiarkan hidup; dan orang-orang Moab menjadi hamba Daud dan harus membawa upeti.)


pelajaran buat kita :

Nubuat yang diucapkan sekitar 400 tahun sebelumnya digenapi. (Bilangan 24:17) Perkataan Yehuwa selalu menjadi kenyataan.

Bilangan 24:17 "17 Aku akan melihat dia, tetapi tidak sekarang;
Aku akan melihat dia, tetapi tidak dari dekat.
Sebuah bintang pasti akan terbit dari Yakub,
Dan tongkat kekuasaan benar-benar akan muncul dari Israel.
Ia akan membelah pelipis orang-orang Moab
Dan tempurung kepala semua putra kerusuhan perang."



Belsyazar-- Tema :Belajarlah menjadi rendah hati supaya terhindar dari bencana.

Akhir Pemerintahan Belsyazar. Pada malam tanggal 5 Oktober 539 SM (kalender Gregorius, atau tanggal 11 Oktober kalender Julius), Belsyazar menyelenggarakan pesta besar bagi seribu pembesarnya, seperti yang diceritakan pasal 5 dalam buku Daniel. (Dan 5:1) Babilon pada waktu itu terancam oleh pengepungan tentara Kores dari Persia dan sekutunya, Darius dari Media. Menurut sejarawan Yahudi, Yosefus (yang mengutip komentar sejarawan Babilonia, Berosus), Nabonidus telah mencari perlindungan di Borsippa setelah dikalahkan dalam pertempuran oleh pasukan Media-Persia. (Against Apion, I, 150-152 [20]) Jika demikian, Belsyazar-lah yang bertindak sebagai raja di Babilon. Bukanlah hal yang terlalu ganjil jika diadakan pesta pada waktu kota itu terkepung mengingat bahwa orang-orang Babilonia dengan yakin menganggap tembok-temboknya mustahil ditaklukkan. Sejarawan Herodotus dan Xenofon juga menyatakan bahwa kota itu telah memasok berlimpah barang yang dibutuhkan sehingga tidak khawatir akan kekurangan. Menurut gambaran Herodotus, pada malam tersebut kota itu berada dalam suasana pesta, dengan tari-tarian dan sukaria.

Selama perjamuan dan di bawah pengaruh anggur, Belsyazar memerintahkan agar bejana-bejana dari bait Yerusalem dibawa masuk supaya ia dan tamu-tamunya serta istri-istri dan para gundiknya dapat minum dari bejana-bejana itu sambil memuja dewa-dewa Babilonia. Jelas, permintaan ini diajukan bukan karena mereka kekurangan wadah minuman, melainkan karena raja kafir ini sengaja melakukan penghinaan untuk mencela Allahnya orang Israel, Yehuwa. (Dan 5:2-4) Dengan demikian, ia memperlihatkan sikap menantang Yehuwa, pribadi yang mengilhami nubuat-nubuat tentang kejatuhan Babilon. Meskipun Belsyazar kelihatannya tidak terlalu mengkhawatirkan pengepungan yang dilakukan pasukan musuh, ia sangat terguncang ketika sebuah tangan tiba-tiba muncul dan mulai menulis pada tembok istana. Lututnya berantukan, ia kemudian memanggil semua orang berhikmat untuk memberitahukan tafsiran pesan tertulis itu, tetapi tidak ada yang sanggup melakukannya. Catatan itu memperlihatkan bahwa sang ratu kemudian memberinya saran yang tepat, merekomendasikan Daniel sebagai orang yang sanggup memberikan tafsiran tersebut. (Dan 5:5-12) Beberapa pakar menganggap ”ratu” itu bukan istri Belsyazar melainkan ibunya, yang diyakini adalah putri Nebukhadnezar, Nitokris. Melalui ilham, Daniel menyingkapkan makna pesan ajaib itu, dan meramalkan kejatuhan Babilon oleh orang Media dan orang Persia. Nabi yang sudah lanjut usia itu mengecam tindakan lancang Belsyazar, yakni menggunakan bejana-bejana milik ibadat kepada Yehuwa untuk memuja dewa-dewi yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui apa-apa. Meskipun demikian, Belsyazar tetap berpegang pada tawarannya dan selanjutnya menetapkan Daniel sebagai penguasa ketiga dalam kerajaan yang segera binasa itu.—Dan 5:17-29.

Malam itu juga, ajal Belsyazar tiba. Ia dibunuh sewaktu kota itu ditaklukkan pada malam tanggal 5 Oktober 539 SM. Menurut Tawarikh Nabonidus, pada malam itu ”tentara Kores (II) memasuki Babilon tanpa harus bertempur”. (Assyrian and Babylonian Chronicles, hlm. 109, 110; lihat juga Dan 5:30.) Dengan kematian Belsyazar dan menyerahnya Nabonidus secara terang-terangan kepada Kores, Imperium Neo-Babilonia pun tamat riwayatnya.—Lihat KORES; NABONIDUS.

Kesimpulan.

Raja Belsyazar bersikap sangat angkuh dan sombong,biarpun dia sudah diberikan peringatan oleh Allah Yehuwa,oleh sebab itu kerajaannya jatuh ke tangan musuh dan dia di bunuh.

Pelajarannya buat kita adalah:
Kita harus bersikap rendah hati dan mau mendengarkan nasehat2 alkitab supaya terhindar dari bencana.



Bagaimana keadaan orang mati ?

ROMAN masih anak-anak ketika teman dekatnya mati tertabrak mobil. ”Saya amat terpukul dengan kematian sahabat saya,” katanya. ”Bertahun-tahun setelah itu, saya masih bertanya-tanya bagaimana keadaan orang mati.”


Mengapa pertanyaan ini diajukan? Kematian manusia sepertinya tidak pernah terasa wajar. Pada usia berapa pun, kita biasanya tidak mau mati. Banyak orang takut akan apa yang terjadi setelah kematian.

Apa jawabannya menurut beberapa orang? Banyak orang percaya bahwa pada waktu seseorang mati, ada sesuatu yang tetap hidup dari dirinya. Mereka percaya bahwa orang baik akan mendapat pahala di surga, sedangkan orang jahat akan dihukum selama-lamanya karena dosanya. Orang lain berpikir bahwa pada waktu mati, seseorang tidak ada lagi dan akhirnya terlupakan sama sekali.

Apa yang tersirat dari jawaban itu? Jawaban pertama mengesankan bahwa pada saat seseorang meninggal, ia tidak benar-benar mati. Jawaban kedua menyiratkan bahwa kehidupan tidak bermakna, dan mereka yang memercayainya dapat bersikap fatalistis, ”Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita akan mati.”—1 Korintus 15:32.

Apa yang Alkitab ajarkan? Alkitab tidak mengajarkan bahwa pada saat seseorang mati, ada sesuatu yang tetap hidup. Allah mengilhami Raja Salomo untuk menulis, ”Yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun.” (Pengkhotbah 9:5) Mereka yang ”tidak sadar akan apa pun” sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka tidak bisa merasa atau bertindak. Jadi, orang mati tidak bisa membantu atau mencelakai orang hidup.

Bertentangan dengan kepercayaan banyak orang, Allah tidak ingin manusia mati. Ia menciptakan manusia pertama, Adam, dengan prospek untuk hidup kekal di bumi. Hanya satu kali Allah menyebutkan kematian, yaitu ketika Ia memberitahukan hukuman yang akan Adam terima jika tidak taat. Allah melarang Adam makan buah dari pohon tertentu lalu memperingatkan bahwa apabila ia memakannya, ia ”pasti akan mati”. (Kejadian 2:17) Seandainya Adam dan Hawa tetap taat, mereka dan semua keturunan mereka yang loyal kepada Allah akan hidup selama-lamanya di bumi.

Adam memilih untuk mengabaikan peringatan Allah. Ia berdosa dengan tidak menaati Allah, sehingga ia mati. (Roma 6:23) Tidak ada sesuatu dari Adam yang tetap hidup setelah ia mati; sebaliknya, ia tidak ada lagi. Allah mengatakan kepada Adam, ”Dengan keringat di mukamu engkau akan makan roti hingga engkau kembali ke tanah, karena dari situ engkau diambil. Karena engkau debu dan engkau akan kembali ke debu.” (Kejadian 3:19) Karena seluruh umat manusia adalah keturunan Adam, kita mewarisi dosa dan kematian darinya.—Roma 5:12.

Walaupun Adam mengambil keputusan yang buruk, Allah akan mewujudkan tujuan-Nya untuk memenuhi bumi dengan keturunan Adam yang sempurna. (Kejadian 1:28; Yesaya 55:11) Sebentar lagi, Yehuwa akan membangkitkan sebagian besar orang yang telah mati. Mengenai hal itu, rasul Paulus mengatakan, ”Akan ada kebangkitan untuk orang-orang yang adil-benar maupun yang tidak adil-benar.”—Kisah 24:15.

Roman, yang dikutip sebelumnya, mempelajari dan memahami ajaran Alkitab tentang kematian dan Allah Yehuwa. Hal ini berpengaruh besar atas dirinya. Bacalah kisahnya di halaman 11 majalah ini.

Untuk keterangan lebih lanjut tentang keadaan orang mati, lihat pasal 6 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? Bisa diunduh di www.jw.org/id

[Kotak di hlm. 7]

Apa Kata Yesus tentang Kematian?

Yesus tidak setuju dengan para pemimpin agama di zamannya yang mengatakan bahwa tidak akan ada kebangkitan orang mati. (Lukas 20:27) Ia juga tidak mengajarkan bahwa ada sesuatu yang tetap hidup pada saat seseorang mati. Sebaliknya, Yesus mengajarkan hal berikut ini.

Kematian itu seperti tidur. Sewaktu sahabatnya, Lazarus, meninggal, Yesus mengatakan, ”Lazarus, sahabat kita, telah pergi beristirahat, tetapi aku mengadakan perjalanan ke sana untuk membangunkan dia dari tidur.” Murid-muridnya tidak mengerti apa yang Yesus maksudkan. Mereka menjawab, ”Tuan, jika dia pergi beristirahat, dia akan sembuh.” Kisah Alkitab menjelaskan, ”Namun, Yesus berbicara tentang kematiannya. Tetapi, mereka menyangka ia berbicara tentang beristirahat dalam tidur. Maka, pada waktu itu Yesus mengatakan kepada mereka dengan terus terang, ’Lazarus telah mati.’”—Yohanes 11:11-14.

Orang mati akan dibangkitkan. Setibanya di kota kediaman Lazarus, Yesus menghibur Marta, saudara perempuan Lazarus, ”Saudaramu akan bangkit.” Lalu, Yesus memberikan janji yang luar biasa ini, ”Akulah kebangkitan dan kehidupan. Ia yang memperlihatkan iman akan aku, meskipun ia mati, ia akan hidup.” Janji Yesus bukan kata-kata kosong belaka. Di depan banyak saksi mata, Yesus membangkitkan Lazarus, meskipun ia sudah mati selama empat hari.—Yohanes 11:23, 25, 38-45.

Dalam penyingkapan kepada rasul Yohanes, Yesus sekali lagi berjanji bahwa orang mati akan dibangkitkan. Ia menggambarkan suatu waktu di masa depan ketika kematian akan melepaskan semua orang yang seolah-olah ditawan di dalamnya.—Penyingkapan (Wahyu) 20:13.

[Gambar di hlm. 6]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar