Senin, 25 Mei 2015

2 samuel 13-15.


1.     2 samuel 13:20-29.
Saudara kandung Tamar, Absalom, memendam kebencian terhadap Amnon atas tindakan ini; dan dua tahun kemudian, pada waktu perayaan pengguntingan bulu domba, Absalom menyuruh hamba-hambanya membunuh Amnon ketika dia sedang ”gembira karena anggur”. (2Sam 13:20-29) Amnon, sebagai putra sulung Daud, jelas adalah ahli waris takhta, maka kematiannya bisa jadi juga dipandang menguntungkan oleh Absalom sebagai cara memantapkan peluangnya sendiri untuk meraih jabatan raja. Peristiwa ini menandai dimulainya penggenapan nubuat yang diucapkan Natan setelah Daud sendiri melakukan perbuatan yang tercela dengan istri Uria.—2Sam 12:10;



2.   2 sam 13:1-19
Amnon mengembangkan nafsu berahi terhadap adik Absalom, yaitu Tamar yang cantik, hingga ia jatuh sakit karena dimabuk cinta. Sesuai dengan nasihat sepupunya, Yehonadab, Amnon berpura-pura sakit dan membujuk Raja Daud agar menyuruh Tamar datang ke rumah pribadi Amnon untuk menyiapkan ”roti penghiburan” di hadapannya. Kemudian ia menggunakan kesempatan ini untuk memperkosa saudara tirinya, meskipun Tamar memohon dan mengajaknya bernalar. Kasus Amnon memberikan gambaran bahwa cinta erotis dapat bersifat sangat mementingkan diri, karena setelah terpuaskan, Amnon kemudian menyuruh orang mengusir Tamar ke jalan; ia menganggap Tamar sedemikian menjijikkan sehingga kehadirannya saja sudah membuatnya merasa najis.—2Sam 13:1-19.


Senin, 18 Mei 2015

2 samuel 9-12


2 samuel 12:24,25.
Kemudian Bet syeba melahirkan seorang anak laki-laki, dan anak itu dinamai Salomo. Yehuwa mengasihi Solomo. Maka ia memberi perintah melalui nabi Natan untuk menamai dia Yedidia, demi kepentingan Yehuwa.” (2Sam 12:24, 25)
Nama Yedidia (yang berarti ”Yang Dikasihi Yah”) seakan-akan merupakan petunjuk bagi Daud bahwa kini Yehuwa telah merestui perkawinannya dengan Bat-syeba sehingga buah perkawinannya diperkenan oleh-Nya. Akan tetapi, sang anak tidak biasa dikenal dengan nama ini

Pelajarannya buat kita:
Seburuk apapun kesalahan dan dosa  kita,bila kita bertobat Yehuwa pasti mengampuninya.



2 samuel 9:6,7,13.
Kemurahan hati yang Raja Daud perlihatkan kepada Mefibosyet, putra Yonatan, sahabatnya. Daud mengatakan kepada Mefibosyet, ”Engkau akan senantiasa makan roti di mejaku.” Sewaktu menjelaskan mengapa ia membuat pengaturan itu, Daud mengatakan kepada Mefibosyet, ”Aku pasti akan menunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih kepadamu demi Yonatan, bapakmu.” (2 Samuel 9:6, 7, 13)

Kemurahan hati yang senantiasa Daud nyatakan dapat dengan tepat disebut sebagai pertunjukan kebaikan hati yang penuh kasih, bukan semata-mata kebaikan hati manusiawi, karena hal itu merupakan bukti keloyalannya atas hubungan yang telah terjalin. (1 Samuel 18:3; 20:15, 42)

Pelajarannya buat kita :
Demikian pula dewasa ini, hamba-hamba Allah memperlihatkan kebaikan hati manusiawi kepada umat manusia pada umumnya. Namun, mereka senantiasa menyatakan kebaikan hati yang penuh kasih, atau kasih yang loyal, kepada orang-orang yang sama-sama memiliki hubungan yang diperkenan Allah.—Matius 5:45; Galatia 6:10.




Penjelasan perbedaan antara 2 samuel 10:18 dan 1 tawarih 19:18.

Di Helam pasukan Hadadezer di bawah pimpinan Syobakh (Syofakh) berhadapan dengan pasukan Daud dan dikalahkan. Setelah itu, raja-raja bawahan Hadadezer segera berdamai dengan Israel. (2Sam 10:17-19; 1Taw 19:17-19) Dalam pertempuran itu, 40.000 orang dalam pasukan berkuda Siria dibunuh. Ada kemungkinan, untuk melarikan diri melalui medan yang tidak rata, orang-orang itu turun dari kuda mereka dan dibunuh sewaktu berjalan kaki. Hal ini menjelaskan mengapa mereka disebut ”penunggang kuda” di 2 Samuel 10:18 sedangkan di 1 Tawarikh 19:18 mereka disebut ”pasukan berjalan kaki”



BENAYA

[Yehuwa Telah Membangun].
1. Putra seorang imam kepala dari suku Lewi yang bernama Yehoyada dan ayah dari sedikitnya dua putra, yaitu Amizabad dan Yehoyada. (1Taw 27:5, 6, 34) Benaya adalah seorang pejuang perkasa yang sangat gagah berani, ”lebih terpandang daripada ketiga puluh” prajurit Daud yang perkasa, walaupun ”dia tidak menyamai peringkat ketiga pria itu”.—2Sam 23:20-23.
Benaya menunjukkan keberaniannya dengan tiga cara: membunuh dua pahlawan Moab yang kuat, tanpa gentar turun ke dalam sebuah lubang air lalu membunuh seekor singa, dan berhasil mengatasi keadaan yang sangat tidak berimbang, yaitu membunuh seorang raksasa Mesir dengan tombak si korban. (1Taw 11:22-24) Daud mengangkat pria yang berani ini sebagai kepala pasukan pengawal pribadinya. (1Taw 11:24, 25) Orang Khereti dan orang Peleti, yang dikepalai oleh Benaya, tetap loyal kepada raja selama pemberontakan Absalom dan Adoniya. (2Sam 8:18; 15:18; 20:23; 1Raj 1:8, 10, 26; 1Taw 18:17) Selain itu, Benaya diangkat untuk mengepalai regu ketiga dari pasukan yang bertugas secara bergilir, yang terdiri atas 24.000 pria. (1Taw 27:5, 6) Pada masa tua Daud, Benaya beserta orang Khereti dan orang Peleti mendukung penobatan Salomo. (1Raj 1:32-40) Belakangan, di bawah pemerintahan Salomo, Benaya diberi tugas untuk mengeksekusi Adoniya, Yoab, serta Syimei, dan ia juga diangkat oleh Salomo menjadi kepala bala tentara.—1Raj 2:24, 25, 28-46; 4:4.
2. Salah seorang anak buah Daud yang perkasa, komandan regu ke-11 dari pasukan yang bertugas secara bergilir; ia orang Piraton dari suku Efraim.—2Sam 23:30; 1Taw 11:31; 27:14.
3. Pemain musik dari suku Lewi yang memainkan alat musik bersenar untuk mengiringi tabut perjanjian sewaktu tabut itu dibawa ke Yerusalem dan ditempatkan dalam kemah yang telah Daud persiapkan untuk itu.—1Taw 15:18, 20; 16:1, 5.
4. Salah seorang imam yang meniup terompet pada waktu Tabut dibawa ke Yerusalem selama masa pemerintahan Daud.—1Taw 15:24; 16:6.
5. Orang Lewi keturunan Asaf.—2Taw 20:14.
6. Orang Simeon yang mungkin hidup sezaman dengan Raja Hizkia.—1Taw 4:24, 36-43.
7. Orang Lewi yang diangkat oleh Hizkia untuk membantu mengurus sumbangan yang limpah bagi rumah Yehuwa.—2Taw 31:12, 13.
8. Ayah dari Pelatia, salah satu pembesar jahat yang ada dalam penglihatan Yehezkiel.—Yeh 11:1, 13.
9, 10, 11, 12. Empat pria yang, atas nasihat Ezra, menyingkirkan istri-istri asing dan putra-putra mereka. Keempat orang ini masing-masing adalah keturunan Paros, Pahat-moab, Bani, dan Nebo.—Ezr 10:25, 30, 34, 35, 43, 44.


PERTANYAAN ALKITAB DIJAWAB

Adakah harapan bagi orang mati?

Keadaan orang mati sama seperti orang yang tidur, mereka tidak sadar dan tidak bisa melakukan apa pun. Namun, Sang Pencipta kehidupan sanggup menghidupkan lagi orang-orang mati melalui kebangkitan. Untuk membuktikannya, Allah pernah memberi Yesus kuasa untuk membangkitkan beberapa orang yang sudah meninggal.—Baca Pengkhotbah 9:5; Yohanes 11:11, 43, 44.

(pkh 9:5:

5 Sebab yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun, dan tidak ada upah lagi bagi mereka, karena kenangan akan mereka telah dilupakan.

Yhn 11:11:
11 Ia mengatakan hal-hal itu, dan setelah itu ia mengatakan kepada mereka, ”Lazarus, sahabat kita, telah pergi beristirahat, tetapi aku mengadakan perjalanan ke sana untuk membangunkan dia dari tidur.” 

” 43 Dan setelah ia mengatakan hal-hal itu, ia berseru dengan suara keras, ”Lazarus, marilah ke luar!” 44 Orang yang telah mati itu keluar dengan kaki dan tangannya masih terikat pembungkus, dan wajahnya terbalut kain. Yesus mengatakan kepada mereka, ”Lepaskan pembungkusnya dan biarkan dia pergi.”

)

Allah berjanji bahwa orang mati yang ada dalam ingatan-Nya akan dibangkitkan dan hidup di bumi yang sudah diperbarui. Sebelum Allah memberi mereka kehidupan, mereka tetap mati. Allah Yang Mahakuasa sangat ingin menggunakan kuasa-Nya untuk membangkitkan orang mati.—Baca Ayub 14:14, 15.


(ayub:14:
14 Jika laki-laki mati dapatkah ia hidup lagi?
Selama seluruh hari-hari kerja wajibku aku akan menunggu,
Sampai kelepasanku datang.
15 Engkau akan memanggil, dan aku akan menjawab.
Kepada karya tanganmu engkau akan rindu.
)
Seperti apa kebangkitan nanti?
Ketika seseorang dibangkitkan, ia akan bisa mengenali dirinya, teman-teman, dan keluarganya. Walaupun tubuh seseorang sudah membusuk atau bahkan menjadi debu, Allah bisa membangkitkan orang tersebut dengan tubuh yang baru.—Baca 1 Korintus 15:35, 38.

(1 kor 15:
35 Meskipun demikian, seseorang akan mengatakan, ”Bagaimana orang mati dibangkitkan? Ya, dengan tubuh macam apakah mereka akan datang kembali?” 36 Hai, orang yang bersikap tidak masuk akal! Apa yang engkau tabur tidak akan hidup jika itu tidak mati terlebih dahulu; 37 dan berkenaan dengan apa yang engkau tabur, engkau tidak menabur tubuh yang akan dihasilkannya, tetapi sebuah biji yang tidak berkulit, bisa jadi biji gandum atau biji apa saja; 38 namun Allah memberinya suatu tubuh sebagaimana yang ia kehendaki, dan kepada masing-masing benih, tubuhnya sendiri.
)

Hanya sedikit orang yang akan dibangkitkan untuk hidup di surga. (Penyingkapan [Wahyu] 20:6)

(why:20:

6 Berbahagia dan kuduslah siapa pun yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama; atas mereka kematian kedua tidak mempunyai wewenang, tetapi mereka akan menjadi imam Allah dan Kristus, dan akan memerintah sebagai raja bersama dia selama seribu tahun itu.
)


Kebanyakan dari mereka yang dibangkitkan akan hidup di bumi yang sudah kembali menjadi taman yang indah. Mereka akan diberikan awal yang baru, dan bisa hidup selamanya.—Baca Mazmur 37:29; Kisah 24:15.

(Mzr 37:29
 9 Karena para pelaku kejahatan akan dimusnahkan,
Tetapi orang-orang yang berharap kepada Yehuwa adalah yang akan memiliki bumi.


kisah 24:
15 dan aku memiliki harapan kepada Allah, harapan yang juga dimiliki oleh orang-orang ini, bahwa akan ada kebangkitan untuk orang-orang yang adil-benar maupun yang tidak adil-benar.
)

Untuk keterangan lebih lanjut, lihat pasal 6 dan 7 buku ini, yang diterbitkan Saksi-Saksi Yehuwa
Bisa diunduh di www.jw.org/id
[Picture on page 16]
Apa maksudnya kematian seperti tidur?



Senin, 11 Mei 2015

Belajar dari Perumpamaan tentang Talenta

1, 2. Mengapa Yesus menceritakan parabel tentang talenta?

Jawab :
YESUS menceritakan parabel tentang talenta agar para pengikut terurapnya memahami tugas mereka. Tapi, parabel ini sebenarnya berlaku untuk semua murid Yesus.3. Apa yang kita pelajari dari parabel-parabel di Matius pasal 24 dan 25?

Jawab :

Parabel pertama adalah tentang budak yang setia, yaitu sekelompok kecil murid terurap yang bertanggung jawab untuk mengajar umat Yehuwa. Mereka  harus setiadan bijaksana. Parabel berikutnya adalah tentang sepuluh perawan. Selanjutnya, Yesus menceritakan parabel tentang talenta untuk mengajar kaum terurap bahwa mereka harus rajin melakukan tugas Kristen mereka. Lalu, Yesus menceritakan parabel tentang domba dan kambing, yang ditujukan kepada orang-orang yang berharap untuk hidup di bumi. Ia menekankan bahwa mereka harus loyal membantu saudara-saudara terurapnya, dan melakukannya sebaik mungkin.

4, 5. Siapa yang dimaksud dengan pria dalam parabel itu? Berapa nilai satu talenta?

Jawab:
Sejak dulu, publikasi kita menjelaskan bahwa pria di kedua parabel itu (talenta dan mina ) menggambarkan Yesus, yang naik ke surga pada tahun 33 M. Saat itu, Yesus tidak langsung menjadi Raja. Ia menunggu sampai tahun 1914, ketika ”musuh-musuhnya ditempatkan sebagai tumpuan bagi kakinya”.Ibr. 10:12, 13.

Nilai 1 talenta  pada zaman Yesus adalah setara dengan 20 thn kerja.

6, 7. Apa yang digambarkan oleh talenta?

Jawab :

 sebelum kembali ke surga, Yesus memerintahkan para pengikutnya, ’Pergilah dan buatlah orang-orang menjadi murid.’ (Mat. 28:18-20) Dengan begitu, Yesus memberi mereka harta berharga, yaitu tugas penting untuk mengabar.2 Kor. 4:7.
Seperti pria yang memberikan talenta kepada budak-budaknya, Yesus memberi para pengikutnya yang terurap tugas untuk membuat murid. (Mat. 25:14) Jadi, talenta menggambarkan tugas untuk mengabar dan membuat murid.



8. Meski setiap budak menerima jumlah uang yang berbeda, apa yang diharapkan sang majikan?

Jawab:
Meski setiap budak diberi jumlah yang berbeda, sang majikan berharap agar ketiganya menggunakan uang itu untuk berbisnis dengan rajin. Demikian pula, Yesus mengharapkan para pengikut terurapnya untuk memberikan yang terbaik dalam pengabaran. (Mat. 22:37; Kol. 3:23) Pada Pentakosta 33 M, para pengikut Yesus mulai membuat murid dari segala bangsa. Kalau kita membaca buku Kisah, kita bisa melihat betapa rajinnya mereka. *Kis. 6:7; 12:24; 19:20.
9. (a) Apa yang dilakukan kedua budak pertama dengan uang mereka, dan apa yang dapat kita simpulkan dari hal ini?
Jawab :
Dua budak pertama, yang menggunakan uang majikan mereka dengan baik, menggambarkan saudara-saudari terurap yang setia pada zaman akhir.  Terutama sejak tahun 1919, mereka telah memberikan yang terbaik dalam pengabaran. Kedua budak dalam parabel itu menerima jumlah yang berbeda. Ini tidak berarti bahwa ada dua golongan kaum terurap yang setia. Kedua budak itu menghasilkan keuntungan, jadi keduanya sama-sama rajin. 


(b) Apa yang harus dilakukan oleh mereka yang berharap untuk hidup di bumi?


jawab :
Melalui parabel tentang domba dan kambing, Yesus mengajarkan bahwa mereka yang berharap untuk hidup di bumi punya hak istimewa untuk membantu saudara-saudara terurapnya dalam pengabaran. Ya, umat Yehuwa adalah ”satu kawanan”, dan mereka semua bekerja keras untuk mengabar dan membuat murid.Yoh. 10:16.


10. Pekerjaan apa yang menjadi bagian penting dari tanda zaman akhir?


jawab :
 pengabaran adalah bagian penting dari tanda zaman akhir yang Yesus beri tahukan. Yesus pasti sangat senang!

11. Dari mana kita tahu bahwa Sang Majikan akan datang pada kesengsaraan besar?


Jawab :
Dalam nubuatnya di Matius pasal 24 dan 25, Yesus beberapa kali mengatakan bahwa ia akan datang. Misalnya, ia mengatakan bahwa orang-orang ”akan melihat Putra manusia datang di atas awan-awan langit”. Ini terjadi saat Yesus melakukan penghakiman pada  kesengsaraan besar. Ia juga memperingatkan para pengikutnya di zaman akhir agar tetap berjaga-jaga. Ia berkata, ”Kamu tidak tahu pada hari mana Tuanmu akan datang” dan, ”Pada jam yang tidak kamu sangka, Putra manusia akan datang.” (Mat. 24:30, 42, 44) Jadi, dalam parabel tentang talenta, kedatangan sang majikan juga menggambarkan kedatangan Yesus untuk menghakimi orang-orang dan membinasakan dunia Setan. *


12, 13. (a) Apa yang dikatakan sang majikan kepada kedua budaknya, dan mengapa?

jawab:
Ia berkata kepada mereka, ”Baik sekali, budak yang baik dan setia! Engkau setia atas sedikit perkara. Aku akan mengangkat engkau untuk mengurus banyak perkara.” (Mat. 25:21, 23)

(b) Kapan kaum terurap akan menerima pemeteraian akhir? (Lihat juga kotak ”
 Dinilai Layak Sewaktu Meninggal”.)

jawab :
Sesaat sebelum kesengsaraan besar, Allah akan memberikan pemeteraian akhir kepada kaum terurap yang setia yang masih ada di bumi. (Pny. 7:1-3)
Sejak abad pertama, murid-murid yang terurap telah diberi talenta, atau tugas untuk mengabar. Mereka akan dihakimi berdasarkan seberapa rajin mereka melakukannya. Kaum terurap yang mati setia sebelum kesengsaraan besar sudah menerima pemeteraian akhir sewaktu mereka meninggal. Tapi dalam parabel tentang talenta, Yesus khususnya berbicara tentang perhitungan dengan kaum terurap yang masih hidup di bumi pada kesengsaraan besar.

(c) Upah apa yang akan diterima oleh mereka yang mendukung kaum terurap?


jawab :
 Namun, bagi mereka yang berharap untuk hidup di bumi, yaitu yang mendukung kaum terurap dalam pengabaran? Pada waktu itu, mereka sudah dianggap sebagai domba. Dan, mereka akan mendapat upah berupa kehidupan di bumi di bawah pemerintahan Kerajaan Allah.Mat. 25:34.

14, 15. Apakah Yesus memaksudkan bahwa banyak dari kaum terurap akan menjadi jahat dan malas? Jelaskan.
Jawab :
Sewaktu Yesus berkata bahwa satu dari ketiga budak itu jahat dan malas, ia tidak memaksudkan bahwa sepertiga dari kaum terurap akan menjadi  seperti budak itu. Kita bisa tahu itu dengan membandingkan parabel ini dengan dua parabel lainnya. Dalam parabel tentang budak yang setia dan bijaksana, Yesus menceritakan tentang seorang budak jahat yang menganiaya budak lainnya. Yesus tidak memaksudkan bahwa di antara budak yang setia dan bijaksana, ada yang akan menjadi jahat. Sebaliknya, ia hanya memperingatkan pria-pria terurap itu agar tidak menjadi seperti budak jahat itu. Lalu, dalam parabel tentang sepuluh perawan, Yesus menceritakan tentang lima perawan bodoh. Itu tidak berarti bahwa setengah dari kaum terurap akan menjadi bodoh. Sebaliknya, Yesus memperingatkan tentang apa yang akan terjadi jika mereka tidak siap dan siaga. * Demikian pula, dalam parabel tentang talenta, Yesus tidak memaksudkan bahwa banyak dari kaum terurap pada zaman akhir akan menjadi jahat dan malas. Ia hanya memperingatkan kaum terurap agar tidak menjadi seperti budak yang malas itu, tapi terus rajin mengabar.Mat. 25:16.


16. (a) Dua pelajaran apa yang kita dapatkan dari parabel tentang talenta?

Jawab :
Pertama, Yesus memberi murid-murid terurapnya harta yang berharga, yaitu tugas penting untuk mengabar dan membuat murid. Kedua, Yesus ingin agar kita semua rajin mengabar. Jika kita terus mengabar dengan setia dan tetap taat serta loyal kepada Yesus, ia pasti akan memberi kita upah.Mat. 25:21, 23, 34.

 (b) Setelah membahas artikel ini, apa yang kita pahami dari parabel tentang talenta? (Lihat kotak ”
 Memahami Parabel tentang Talenta”.)

jawab :

Kapan Sang Majikan Mengupahi Budak-budaknya?
Penjelasan lama: Pada tahun 1919, Yesus mengupahi budak-budak terurapnya di bumi dengan memberi mereka lebih banyak tugas.
Penjelasan baru: Sewaktu Yesus datang nanti, ia akan mengupahi budak-budak terurapnya yang setia dengan mengangkat mereka ke surga.

Siapa Budak yang Jahat dan Malas Itu?
Penjelasan lama: Budak yang jahat dan malas menggambarkan kaum terurap yang hidup sekitar tahun 1914 yang tidak mau mengabar.
Penjelasan baru: Yesus tidak menubuatkan bahwa akan ada sekelompok kaum terurap yang menjadi jahat dan malas. Sebaliknya, ia memperingatkan orang Kristen terurap tentang apa yang akan terjadi jika mereka bersikap seperti itu.



Minggu, 10 Mei 2015

Pokok penting 2 samuel 4-8


2 samuel 8:3,4.
Sewaktu mengadakan aksi militer, orang Israel memotong urat kaki kuda-kuda musuh mereka;. (Yos 11:6, 9; 2Sam 8:3, 4; 1Taw 18:3, 4) Ini adalah metode yang paling sederhana untuk menyingkirkan kuda-kuda dari pertempuran, dan setelah dibuat cacat dengan cara ini, kuda-kuda itu tentu dibunuh, dimusnahkan bersama kereta-kereta perang. Dengan tidak merebut kuda-kuda musuh dan kemudian menggunakannya untuk pertempuran, orang Israel dapat terlindung dari jerat mengandalkan kuda-kuda sebaliknya dari mengandalkan Yehuwa untuk mendapatkan perlindungan.


2 samuel 5:5
. Pusat pemerintahan Raja Saul adalah di Gibeah di daerah Benyamin. Ibu kota Raja Daud mula-mula adalah Hebron di Yehuda, sekitar 30 km di sebelah selatan barat-daya Yerusalem. Setelah memerintah di sana selama tujuh setengah tahun (2Sam 5:5), ia memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke Yerusalem. Ini sesuai dengan pengarahan Allah (2Taw 6:4-6), sebab beberapa abad sebelumnya, Yehuwa telah berbicara tentang ’tempat yang akan Ia pilih untuk menegakkan nama-Nya’.—Ul 12:5; 26:2; bdk. 2Taw 7:12.


5:12. ( Daud pun mengetahui bahwa Yehuwa telah menetapkan dia dengan kokoh sebagai raja atas Israel dan bahwa ia telah meninggikan kerajaannya demi umatnya, Israel.)

pelajaran bagi kita:
 Kita hendaknya tidak pernah lupa bahwa Yehuwa telah mendidik kita dalam jalan-jalan-Nya dan memungkinkan kita menjalin hubungan baik dengan-Nya.

6:1-7. (

6 1Lalu Daud mengumpulkan lagi semua pria pilihan di Israel, tiga puluh ribu orang banyaknya. 2 Kemudian Daud dan semua orang yang menyertai dia bangkit dan pergi ke Baale-yehuda untuk membawa dari sana tabut Allah yang benar, yang disebut dengan sebuah nama, yaitu nama Yehuwa yang berbala tentara, yang duduk di atas kerub-kerub. 3 Tetapi, mereka menyuruh agar tabut Allah yang benar itu dinaikkan ke atas sebuah pedati baru, sehingga mereka dapat mengusungnya dari rumah keluarga Abinadab, yang terletak di atas bukit; lalu Uzza serta Ahio, putra-putra Abinadab, menuntun pedati baru itu.
4 Demikianlah mereka membawanya dari rumah Abinadab, yang terletak di atas bukit—dengan tabut Allah yang benar; dan Ahio berjalan di depan Tabut. 5 Daud dan seluruh keturunan Israel merayakan peristiwa itu di hadapan Yehuwa dengan berbagai jenis alat dari kayu juniper, harpa, alat musik bersenar, rebana, kelentung, dan simbal. 6 Akhirnya mereka tiba di lantai pengirikan Nakon, dan Uzza mengulurkan tangannya dan memegang tabut Allah yang benar, karena lembu-lembu itu hampir membuatnya terguling. 7 Maka berkobarlah kemarahan Yehuwa terhadap Uzza dan Allah yang benar membunuhnya di sana karena tindakan yang tidak hormat itu, sehingga ia mati di sana dekat tabut Allah yang benar.
)

Pelajaran bagi kita :

Walaupun Daud berniat baik, upayanya untuk memindahkan Tabut dengan pedati bertentangan dengan perintah Allah dan berakhir dengan kegagalan. (Keluaran 25:13, 14; Bilangan 4:15, 19; 7:7-9) Tindakan Uzza memegang Tabut juga memperlihatkan bahwa niat baik tidak mengubah apa yang Allah tuntut.

6:8, 9. (8 Lalu Daud menjadi marah karena Yehuwa telah menghantam Uzza dengan tiba-tiba, dan tempat itu disebut Perez-uzza sampai hari ini. 9 Pada hari itu Daud menjadi takut kepada Yehuwa dan mengatakan, ”Bagaimana tabut Yehuwa akan sampai kepadaku?”)

Pelajaran bagi kita :

Dalam situasi yang penuh cobaan, Daud pertama-tama marah, lalu takut—kemungkinan bahkan mempersalahkan Yehuwa atas tragedi itu. Kita harus berhati-hati agar tidak mempersalahkan Yehuwa atas problem yang muncul karena kita mengabaikan perintah-Nya.



7:18, 22, 23, 26. (18 Lalu Raja Daud masuk dan duduk di hadapan Yehuwa dan mengatakan, ”Siapakah aku, oh, Tuan Yang Berdaulat Yehuwa? Dan siapakah keluargaku sehingga engkau membawa aku sejauh ini? )


pelajaran buat kita:

Kerendahan hati Daud, pengabdiannya yang eksklusif kepada Yehuwa, dan minatnya untuk meninggikan nama Allah adalah sifat-sifat yang harus kita tiru.




8:2. (2 Selanjutnya ia memukul kalah orang Moab, lalu menyuruh mereka berbaring di tanah dan mengukur mereka dengan tali; untuk mereka yang akan dibunuh ia mengukur dua kali panjang tali, dan satu panjang tali penuh untuk mereka yang akan dibiarkan hidup; dan orang-orang Moab menjadi hamba Daud dan harus membawa upeti.)


pelajaran buat kita :

Nubuat yang diucapkan sekitar 400 tahun sebelumnya digenapi. (Bilangan 24:17) Perkataan Yehuwa selalu menjadi kenyataan.

Bilangan 24:17 "17 Aku akan melihat dia, tetapi tidak sekarang;
Aku akan melihat dia, tetapi tidak dari dekat.
Sebuah bintang pasti akan terbit dari Yakub,
Dan tongkat kekuasaan benar-benar akan muncul dari Israel.
Ia akan membelah pelipis orang-orang Moab
Dan tempurung kepala semua putra kerusuhan perang."



Belsyazar-- Tema :Belajarlah menjadi rendah hati supaya terhindar dari bencana.

Akhir Pemerintahan Belsyazar. Pada malam tanggal 5 Oktober 539 SM (kalender Gregorius, atau tanggal 11 Oktober kalender Julius), Belsyazar menyelenggarakan pesta besar bagi seribu pembesarnya, seperti yang diceritakan pasal 5 dalam buku Daniel. (Dan 5:1) Babilon pada waktu itu terancam oleh pengepungan tentara Kores dari Persia dan sekutunya, Darius dari Media. Menurut sejarawan Yahudi, Yosefus (yang mengutip komentar sejarawan Babilonia, Berosus), Nabonidus telah mencari perlindungan di Borsippa setelah dikalahkan dalam pertempuran oleh pasukan Media-Persia. (Against Apion, I, 150-152 [20]) Jika demikian, Belsyazar-lah yang bertindak sebagai raja di Babilon. Bukanlah hal yang terlalu ganjil jika diadakan pesta pada waktu kota itu terkepung mengingat bahwa orang-orang Babilonia dengan yakin menganggap tembok-temboknya mustahil ditaklukkan. Sejarawan Herodotus dan Xenofon juga menyatakan bahwa kota itu telah memasok berlimpah barang yang dibutuhkan sehingga tidak khawatir akan kekurangan. Menurut gambaran Herodotus, pada malam tersebut kota itu berada dalam suasana pesta, dengan tari-tarian dan sukaria.

Selama perjamuan dan di bawah pengaruh anggur, Belsyazar memerintahkan agar bejana-bejana dari bait Yerusalem dibawa masuk supaya ia dan tamu-tamunya serta istri-istri dan para gundiknya dapat minum dari bejana-bejana itu sambil memuja dewa-dewa Babilonia. Jelas, permintaan ini diajukan bukan karena mereka kekurangan wadah minuman, melainkan karena raja kafir ini sengaja melakukan penghinaan untuk mencela Allahnya orang Israel, Yehuwa. (Dan 5:2-4) Dengan demikian, ia memperlihatkan sikap menantang Yehuwa, pribadi yang mengilhami nubuat-nubuat tentang kejatuhan Babilon. Meskipun Belsyazar kelihatannya tidak terlalu mengkhawatirkan pengepungan yang dilakukan pasukan musuh, ia sangat terguncang ketika sebuah tangan tiba-tiba muncul dan mulai menulis pada tembok istana. Lututnya berantukan, ia kemudian memanggil semua orang berhikmat untuk memberitahukan tafsiran pesan tertulis itu, tetapi tidak ada yang sanggup melakukannya. Catatan itu memperlihatkan bahwa sang ratu kemudian memberinya saran yang tepat, merekomendasikan Daniel sebagai orang yang sanggup memberikan tafsiran tersebut. (Dan 5:5-12) Beberapa pakar menganggap ”ratu” itu bukan istri Belsyazar melainkan ibunya, yang diyakini adalah putri Nebukhadnezar, Nitokris. Melalui ilham, Daniel menyingkapkan makna pesan ajaib itu, dan meramalkan kejatuhan Babilon oleh orang Media dan orang Persia. Nabi yang sudah lanjut usia itu mengecam tindakan lancang Belsyazar, yakni menggunakan bejana-bejana milik ibadat kepada Yehuwa untuk memuja dewa-dewi yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui apa-apa. Meskipun demikian, Belsyazar tetap berpegang pada tawarannya dan selanjutnya menetapkan Daniel sebagai penguasa ketiga dalam kerajaan yang segera binasa itu.—Dan 5:17-29.

Malam itu juga, ajal Belsyazar tiba. Ia dibunuh sewaktu kota itu ditaklukkan pada malam tanggal 5 Oktober 539 SM. Menurut Tawarikh Nabonidus, pada malam itu ”tentara Kores (II) memasuki Babilon tanpa harus bertempur”. (Assyrian and Babylonian Chronicles, hlm. 109, 110; lihat juga Dan 5:30.) Dengan kematian Belsyazar dan menyerahnya Nabonidus secara terang-terangan kepada Kores, Imperium Neo-Babilonia pun tamat riwayatnya.—Lihat KORES; NABONIDUS.

Kesimpulan.

Raja Belsyazar bersikap sangat angkuh dan sombong,biarpun dia sudah diberikan peringatan oleh Allah Yehuwa,oleh sebab itu kerajaannya jatuh ke tangan musuh dan dia di bunuh.

Pelajarannya buat kita adalah:
Kita harus bersikap rendah hati dan mau mendengarkan nasehat2 alkitab supaya terhindar dari bencana.



Bagaimana keadaan orang mati ?

ROMAN masih anak-anak ketika teman dekatnya mati tertabrak mobil. ”Saya amat terpukul dengan kematian sahabat saya,” katanya. ”Bertahun-tahun setelah itu, saya masih bertanya-tanya bagaimana keadaan orang mati.”


Mengapa pertanyaan ini diajukan? Kematian manusia sepertinya tidak pernah terasa wajar. Pada usia berapa pun, kita biasanya tidak mau mati. Banyak orang takut akan apa yang terjadi setelah kematian.

Apa jawabannya menurut beberapa orang? Banyak orang percaya bahwa pada waktu seseorang mati, ada sesuatu yang tetap hidup dari dirinya. Mereka percaya bahwa orang baik akan mendapat pahala di surga, sedangkan orang jahat akan dihukum selama-lamanya karena dosanya. Orang lain berpikir bahwa pada waktu mati, seseorang tidak ada lagi dan akhirnya terlupakan sama sekali.

Apa yang tersirat dari jawaban itu? Jawaban pertama mengesankan bahwa pada saat seseorang meninggal, ia tidak benar-benar mati. Jawaban kedua menyiratkan bahwa kehidupan tidak bermakna, dan mereka yang memercayainya dapat bersikap fatalistis, ”Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita akan mati.”—1 Korintus 15:32.

Apa yang Alkitab ajarkan? Alkitab tidak mengajarkan bahwa pada saat seseorang mati, ada sesuatu yang tetap hidup. Allah mengilhami Raja Salomo untuk menulis, ”Yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun.” (Pengkhotbah 9:5) Mereka yang ”tidak sadar akan apa pun” sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka tidak bisa merasa atau bertindak. Jadi, orang mati tidak bisa membantu atau mencelakai orang hidup.

Bertentangan dengan kepercayaan banyak orang, Allah tidak ingin manusia mati. Ia menciptakan manusia pertama, Adam, dengan prospek untuk hidup kekal di bumi. Hanya satu kali Allah menyebutkan kematian, yaitu ketika Ia memberitahukan hukuman yang akan Adam terima jika tidak taat. Allah melarang Adam makan buah dari pohon tertentu lalu memperingatkan bahwa apabila ia memakannya, ia ”pasti akan mati”. (Kejadian 2:17) Seandainya Adam dan Hawa tetap taat, mereka dan semua keturunan mereka yang loyal kepada Allah akan hidup selama-lamanya di bumi.

Adam memilih untuk mengabaikan peringatan Allah. Ia berdosa dengan tidak menaati Allah, sehingga ia mati. (Roma 6:23) Tidak ada sesuatu dari Adam yang tetap hidup setelah ia mati; sebaliknya, ia tidak ada lagi. Allah mengatakan kepada Adam, ”Dengan keringat di mukamu engkau akan makan roti hingga engkau kembali ke tanah, karena dari situ engkau diambil. Karena engkau debu dan engkau akan kembali ke debu.” (Kejadian 3:19) Karena seluruh umat manusia adalah keturunan Adam, kita mewarisi dosa dan kematian darinya.—Roma 5:12.

Walaupun Adam mengambil keputusan yang buruk, Allah akan mewujudkan tujuan-Nya untuk memenuhi bumi dengan keturunan Adam yang sempurna. (Kejadian 1:28; Yesaya 55:11) Sebentar lagi, Yehuwa akan membangkitkan sebagian besar orang yang telah mati. Mengenai hal itu, rasul Paulus mengatakan, ”Akan ada kebangkitan untuk orang-orang yang adil-benar maupun yang tidak adil-benar.”—Kisah 24:15.

Roman, yang dikutip sebelumnya, mempelajari dan memahami ajaran Alkitab tentang kematian dan Allah Yehuwa. Hal ini berpengaruh besar atas dirinya. Bacalah kisahnya di halaman 11 majalah ini.

Untuk keterangan lebih lanjut tentang keadaan orang mati, lihat pasal 6 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? Bisa diunduh di www.jw.org/id

[Kotak di hlm. 7]

Apa Kata Yesus tentang Kematian?

Yesus tidak setuju dengan para pemimpin agama di zamannya yang mengatakan bahwa tidak akan ada kebangkitan orang mati. (Lukas 20:27) Ia juga tidak mengajarkan bahwa ada sesuatu yang tetap hidup pada saat seseorang mati. Sebaliknya, Yesus mengajarkan hal berikut ini.

Kematian itu seperti tidur. Sewaktu sahabatnya, Lazarus, meninggal, Yesus mengatakan, ”Lazarus, sahabat kita, telah pergi beristirahat, tetapi aku mengadakan perjalanan ke sana untuk membangunkan dia dari tidur.” Murid-muridnya tidak mengerti apa yang Yesus maksudkan. Mereka menjawab, ”Tuan, jika dia pergi beristirahat, dia akan sembuh.” Kisah Alkitab menjelaskan, ”Namun, Yesus berbicara tentang kematiannya. Tetapi, mereka menyangka ia berbicara tentang beristirahat dalam tidur. Maka, pada waktu itu Yesus mengatakan kepada mereka dengan terus terang, ’Lazarus telah mati.’”—Yohanes 11:11-14.

Orang mati akan dibangkitkan. Setibanya di kota kediaman Lazarus, Yesus menghibur Marta, saudara perempuan Lazarus, ”Saudaramu akan bangkit.” Lalu, Yesus memberikan janji yang luar biasa ini, ”Akulah kebangkitan dan kehidupan. Ia yang memperlihatkan iman akan aku, meskipun ia mati, ia akan hidup.” Janji Yesus bukan kata-kata kosong belaka. Di depan banyak saksi mata, Yesus membangkitkan Lazarus, meskipun ia sudah mati selama empat hari.—Yohanes 11:23, 25, 38-45.

Dalam penyingkapan kepada rasul Yohanes, Yesus sekali lagi berjanji bahwa orang mati akan dibangkitkan. Ia menggambarkan suatu waktu di masa depan ketika kematian akan melepaskan semua orang yang seolah-olah ditawan di dalamnya.—Penyingkapan (Wahyu) 20:13.

[Gambar di hlm. 6]